IRONIS Kondisi Kampung APUNG di cengkareng

blogger templates



108CSR.com - Kondisi Kampung Apung di Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat memang cukup memprihatinkan. Tinggi jalan semen yang dibangun dari hasil swadaya warga menyamai tinggi air di sekitarnya. Tidak hanya itu, jumlah MCK yang tersedia hanya tiga buah untuk melayani warga 1 RT disitu. Anak-anak kecil pun tak memiliki lahan untuk bermain. Ironisnya kondisi ini sudah berlangsung hingga 20 tahun lamanya.

Menurut pengakuan salah satu warga semenjak ada pabrik yang dibangun di sekitar kawasan itu banjir mulai datang. Pabrik dan kawasan industri diduga mengeruk tanah di sekitarnya sehingga air mengalir ke kawasan di sekitarnya. Kampung Apung yang awalnya merupakan daerah resapan air berubah menjadi daerah penampungan air.

"Saya tinggal disini sejak 1965," ujar Mak Irah, 68, si pemilik gubuk. Wanita asal Cikampek ini sudah mendiami kawasan Kampung Apung sejak hampir 47 tahun lalu. Ia bercerita awalnya ia mendiami rumah yang lokasinya tak jauh dari rumahnya sekarang. Kendati rawan banjir, Mak Irah telanjur betah dan tak ingin meninggalkan kawasan yang dahulu bernama Kampung Kapuk Tekko.

Ya, Jakarta yang dipenuhi dengan gedung pencakar langit, pemukiman mewah, dan pusat perbelanjaan membuatnya menjadikan salah-satu kota metropolitan terbesar dan terpadat di dunia.

Namun di balik semua itu, ternyata masih banyak warganya yang hidup jauh dibawah garis kemiskinan. Di tengah terbatasnya lahan yang hancur akibat banjir yang tidak kunjung surut, sebuah kampung berdiri di atas permukaan air.

Lain halnya dengan kampung apung di Kalimantan Timur yang memang sejak awal terapung di aliran Sungai Mahakam. Kampung Apung di Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat ini, berdiri di atas genangan air banjir setinggi hampir dua meter, menyerupai rawa yang mirip danau.

Potret Kampung Kapuk menjadi bukti penataan tata ruang kota di Jakarta yang tidak mempedulikan rakyat kecil. Penurunan muka air tanah dan air pasang atau lebih populer dikenal rob di kawasan pesisir utara Jakarta menenggelamkan sebagian wilayah, salah satunya Kampung Kapuk.

Pola pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan mengakibatkan penurunan muka tanah. Rata-rata penurunan muka tanah di Jakarta berkisar 0,87 cm per tahun. Keberadaan gedung-gedung pencakar langit yang menghujam tanah Jakarta dituding sebagai salah satu biangnya.(ard/mi/int)

sumber: http://www.108csr.com/home/berita_foto.php?id=1022

0 Response to "IRONIS Kondisi Kampung APUNG di cengkareng"

Post a Comment