Satu Keluarga Ini Tidur Bersama Hewan Ternak Selama 15 Tahun

blogger templates

Satu Keluarga Ini Tidur Bersama Hewan Ternak Selama 15 Tahun
Surya/sudarmawan
Pasangan suami istri, Sugiyo (36) dan Sudarminah (30) yang hidup di bawah garis kemiskinan terabaikan dari bantuan meski tinggal di gubuk reyot di kawasan hutan Rayon Pemangku Hutan (RPH) Sangiran, Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Saradan masuk Desa Desa/Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi bersama keempat anaknya
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, NGAWI - Tekad Pemerintah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, untuk mengentaskan masalah kemiskinan, tampaknya masih jauh dari harapan warga.
Pasalnya, banyak warga yang hidup di bawah garis kemiskinan. Bahkan, mereka yang rata-rata tinggal di pinggiran hutan itu, tak pernah mendapatkan bantuan dari Pemkab Ngawi.
Kondisi itu dialami pasangan suami istri, Sugiyo (36) dan Sudarminah (30). Pasutri empat anak yang masih kecil-kecil itu, masih tinggal di gubuk reyot berukuran 3 x 4 meter.
Mereka tinggal di rumah tak layak huni, yang masuk ke kawasan hutan Rayon Pemangku Hutan (RPH) Sangiran, Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Saradan. Persisnya, di Desa/Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi.
Meski mereka tercatat sebagai warga Kabupaten Ngawi, sejak 15 tahun terakhir hidup di gubuk itu, mereka tak pernah mendapatkan bantuan dari pemkab.
Selain rumahnya tak layak huni, mereka juga tinggal bercampur dengan hewan ternaknya berupa tiga ekor kambing. Pasutri itu juga tidak memiliki pekerjaan tetap.
Kekinian, keluarga miskin itu hanya pasrah. Apalagi, tanah yang mereka tempati itu adalah tanah milik Perhutani.
Sri Puji Astutik (16), anak pertama pasangan Sugiyo dan Sudarminah mengaku merasa tak nyaman tinggal di gubuk reyot terbuat dari bambu berukuran 3 x 4 meter itu.
Alasannya, setiap malam harus menahan dingin angin hutan. Selain itu, setiap turun hujan air akan masuk ke dalam rumahnya yang memprihatinkan.
Belum lagi, setiap malam harus tinggal bersama tiga kambing milik orang tuanya itu.
"Kami ingin hidup dan tinggal di rumah yang lebih layak, tetapi mau bagaimana lagi. Pekerjaan orang tua kami hanya menanam singkong di lahan perhutani ini," terangnya kepada Surya, Senin (28/4/2014).
Hal yang sama disampaikan Ny Sudarminah. Menurutnya, dia dan suaminya sudah tinggal di gubuk reyot itu sejak 15 tahun terakhir.
Sejak beberapa tahun terakhir harus bercampur dengan kambing ternaknya lantaran untuk
menambah penghasilan.
"Terpaksa kami tinggal dalam kondisi seperti ini. Mau membangun rumah tak memiliki biaya. Tempat yang kami tinggali ini saja, tanahnya numpang tanah perhutani. Bukan tanah kami sendiri," ungkapnya.
Sumber : Surya

0 Response to "Satu Keluarga Ini Tidur Bersama Hewan Ternak Selama 15 Tahun"

Post a Comment